Rabu, 17 April 2019


LAPORAN FIELDTRIP
“DASAR-DASAR AGRONOMI”

Description: LOGO UIM.jpg
 









OLEH :
KELOMPOK 10
v  AHMAD KURNIA SUMMASE                        17.012.014.113
v  GINANJAR AL FAJRI                                       17.011.014.077
v  MUDRIKA                                                          17.012.014.102
v  LISA NURMAYA                                               17.012.014.063
    




PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2018











Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan judul  “Laporan FieldTrip Dasar-Dasar Agronomi”.Kami juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kekeliruaan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Dan tidak lupa pula kami sampaikan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua ,terutama bagi diri saya pribadi dan para pembaca pada umumnya


Makassar, 28 Juni 2018



DAFTAR ISI

Halaman
Kata Penghantar...................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1.        Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2.        Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1.            Klasifikasi Tanaman.............................................................................. 3
2.2.            Mofologi Tanaman................................................................................ 4
2.3.            Syarat Tumbuh Tanaman...................................................................... 9
2.4.            Sistem Budidaya Tanaman di Lokasi Praktik Lapang.......................... 11
BAB III TEMPAT.................................................................................................. 13
3.1.              Tempat ................................................................................................. 13
3.2.              Waktu................................................................................................... 13
BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH........................................................... 14
4.1.              Keadaan Topografi............................................................................... 14
4.2.              Geografis.............................................................................................. 15
BAB V PENUTUP................................................................................................. 17
5.1.               Kesimpulan........................................................................................... 17
5.2.               Saran..................................................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN










BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tomat termasuk kedalam komoditas tanaman hortikultura, akan tetapi produksinya baik kualitas dan kuantitasnya masih rendah di dunia. Tanaman tomat pula termasuk kedalam sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang untuk di konsumsi. Hal tersebut di karenakan tanaman tomat yang memiliki rasa enak, segar dan sedikit asam. Sehingga dapat di jadikan pelengkap makanan seperti sambal, sayuran hingga gorengan. Selain itu, tomat setelah tua dan berubah warna dari hijau menjadi merah terdapat sumber vitamin A, Vitamin C, dan sedikit Vitamin B. kadungan Vitamin A pada tanamana tomat 2-3 kali dari pada buah semangka.
Tomat dapat tumbuh baik di daratan rendah maupun dataran tinggi. Tanaman tomat sangat peka terhadap tanah yang sedikit kekurangan unsur zat-zat hara terutama unsur nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu, penamana tanaman tomat harus pada tanah yang gembur, mengandung pasir dan banyak mengandung bahan organik (subur) atau kaya akan unsur hara. Tanah liat yang mengandung pasir dan kaya akan bahan organik (subur) serta tingkat keasaman Tanahnya  (pH) antara 5-6 adalah media paling baik untuk tanaman tomat sendiri.
Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam terbaik tanaman ini adalah 2 bulang sebelum musim hujan hingga akhir musim hujan. Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit daun dan buahnya  banyak yang pecah sehingga mutunya dan produksinya menurun.
Daerah bantaeng, lebih tepatnya dasa bontomaranu dusun loka. Adalah salah satu daerah yang paling banyak melakukan budidaya tanaman tomat. Daerah ini menjadi lokasi fieldtrip untuk matakuliah Dasar-dasar Agronomi untuk melakukan pengamatan terkait tanaman tomat sendiri.
Didaerah tersebut memmiliki sistem tanam yang berbeda hal tersebut dikarenakan lokasi wilayahnya yang termasuk kedalam kategori daratan tinggi. Namun, kaya akan unsur hara dan organic yang berpotensi dapat membantu pertumbuhan pertanaman. terutama tanaman tomat yang syarat tumbuhnya adalah tanah atau media pertanaman yang memiliki unsur hara yang tinggi dan memiliki kandungan pasir pada tanah tersebut.
1.2  Tujuan dan kegunaan
A.   Tujuan
1.   Untuk mengetahui tehnik budidaya tanaman tomat
2.    Untuk mengetahui system pertanaman tanaman tomat
3.    mengamati proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat
B . Kegunaan
1.   untuk memenuhi standar nilai mata kuliah Dasar Dasar Agronomi
2.   dimana kita dapat menambah wawasan dalam budidaya tanaman
tomat mulai dari penyiapan lahan sampai panen







BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
2. 1.   Klasifikasi Tanaman

A)   Lokasi 1(monokultur)
1.    tanaman tomat (Lypersion esculentum Mill) di klasifikasikan ke dalam
Kingdom : Plantae.
Divisi                    :Spermatophyta,
Subdivisi             : Angiospermae,
Kelas                    :Dicotyledoneae,
Ordo                     :Plemoniales,
Famili                   :Solanaceae,
Genus                  : Lycopersion
Species                : Lypersion esculentum Mill

B)   Lokasi 2 (tumpang sari)
Terdapat tiga jenis tanaman pada lokasi,yaitu:
1.    tanaman tomat (Lypersion esculentum Mill) di klasifikasikan ke dalam
Kingdom              : Plantae,
Divisi                    : Spermatophyta,
Subdivisi             :Angiospermae,
Kelas                    :Dicotyledoneae,
Ordo                     :Plemoniales,
Famili                   :Solanaceae,
Genus                  : Lycopersion,
Species                : Lypersion esculentum Mill


2.    Sawi (Brassica pekinensia  L)di klasifikasikan ke dalam
Kingdom              :Plantae
Divisi                    :Spermatopyta,
Sub devisi           :Angiospermae,
Kelas                    :Dicotyledonae
Ordo                     :Rhoeadales,
Famili                   :cruciferae,
Genus                  :Brassica,
Spesies                :Brassica pekinensia  L

3.    Daun prey(Allium fistulosum)di klasifikasikan ke dalam
Kingdom              :Plantae.
Subkingdom       :Tacheobionta,
Disivi                    :Magnoliophyta,
Superdivisi          :Spermatophyta,
Kelas                    :Lilliopsida,
Subkelas             :Lilliade,
Ordo                     :Lilialles,
Family                  :Liliaceae,
Genus                  :Allium,
Spesies                :Allium fistulosum

2. 2.      Morfologi Tanaman
A.   Morfologi Tanaman Tomat
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya, tanaman hanya satu kali produksi dan setelah itu mati. Tenaman tomat berbentuk perdu yang panjangnya mencapai ± 2 meter. Oleh karena itu tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir dari turus bambu atau turus kayu agar tidak roboh ditanah tetapi tumbuh secara vertikal.
Berikut ini morfologi tanaman tomat :
a.    Morfologi Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous.
b.    Morfologi Batang
Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat berwarna hijau, pada ruas – ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar – akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara merata.

c.    Morfologi Daun
Daun tanaman tomat berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan mambentuk celah – celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 – 7. Ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm. diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.



d.    Morfologi Bunga
Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.

e.    Morfologi Buah
Buah tomat memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah.
Buah tomat yang masih muda memiliki rasa getir dan aromanya tidak enak, sebab masih mengandung zat lycopersicin yang berbentuk lender. Aroma yang tidak sedap tersebut akan hilang dengan sendirinya pada saat buah memasuki fase pematangan hingga matang. Rasanya juga akan berubah menjadi manis agak masam yang menjadi ciri khas kelezatan buah tomat.

Dalam proses pematangan buah terjadi perubahan warna dari hijau muda sedikit demi sedikit berubah menjadi kuning. Pada saat matang optimal, warna buah berubah menjadi cerah.

Buah tomat banyak mengandung biji lunak berwarna putih kekuning – kuningan yang tersusun secara berkelompok dan dibatasi oleh daging buah. Biji tomat saling melekat karena adanya lender pada ruang – ruang tempat biji tersusun.

Daging buah tomat lunak agak keras, berwarna merah apabila sudah matang dan mengandung banyak air. Buah tomat juga memiliki kulit yang sangat tipis dan dapat dikelupas bila sudah matang. Namun, buah tomat tidak harus dikelupas kulitnya terlebih dahulu apabila hendaki dimakan

B.   Morfologi Tanaman Sawi

a.    Akar
Tanaman sawi memiliki akar tunggang dan akar bercabang membentuk bulat panjang yang menyebar ke permukaan tanah, akar ini dapat menembus ke tanah sedalam 30-50 cm. Hal ini berfungis untuk menyerap unsur air dan zat makanan dari dalam tanah.
b.    Batang
Tanaman sawi memiliki batang pendek dan beruas, sehingga tidak kelihatan. Batang tanaman ini berfungsi untuk menopang atau menyangga berdirinya daun sawi. Sawi juga memiliki daun yang sangat halus , dan tidak berbulu serta memiliki tangkai yang berbentuk pipih.
c.    Daun
Tanaman  sawi memiliki daun berbentuk lonjong dan bulat, lebar berwarna hijau mudah dan tua. Serta tidak memiliki bulu. Daun pada tanaman ini memiliki tangkai daun panjang dan pendek, sempit atau lebar berwrna putih hingga berwarna hijau, bersifat kuat dan halus.
d.    Bunga
Tanaman sawi memiliki bunga yang memanjang dan juga bercabang banyak. Tanaman ini memiliki bunga  yang terdiri dari empat kelopak daun, empat mehakota bunga berwrna kuning cerah, empai helai benang sari dan satu buah pitik berongga dua. Penyerbukan tanaman ini di bantu dengan angin dan binatang kecil sekitar.
e.    Buah dan Biji
Tanaman sawi memiliki buah bulat atau lonjong, berwarna keputihan hingga kehijauan, dan tiap satu buah memiliki biji 2-8 butir biji. Biji tanaman sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat hingga kehitaman, memiliki permukaan licin, mengkilap, keras dan juga berlendir.

C.   Morfologi Tanaman Daun Prey

a.    Batang
Daun bawang memiliki bataang berwarnah hijau muda,tidak bercabang,beralur dan semu.memiliki tinggisekitar 60-70 cm.


b.    Daun
Daun yang dimiliki oleh daun bawang berupa roset akar memiliki tepi yang rata berujung runcing.
c.    Bunga
Bunga yang di miliki oleh bawang daun adalah majemuk.bunga tersebut memiliki kelamin ganda yang yang tangkainya silindris dengan panjang sekitar 2 cm,warna bunga hijau
d.    Buah
Buah yang dimiliki bawang daun berbentuk kotak lonjong dengan diameter di ameter sekitar 5 mmdan berwarnah hijau.
e.    Biji
Biji pada daun bawang berwarna putih dengan bentuk pipih kecil

f.     Akar
Akar yang di miliki oleh tumbuhan daun bawang adalah akar serabut berwarna putih kotor,akar ini yang akan menyerap unsure-unsur hara dan air dalam tanah.
2. 3.      Syarat Tumbuh Tanaman

a.    Keadaan Tanah

Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung. Akan tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir  yang subur, gembur, banyak mengandung unsur organik  serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Tanah yang selalu tergenang air menjadi tanaman yang kerdil dan mati.

Tanaman tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan kliserit yang mengandung MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang diberi kapur dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton. Untuk memperbaiki struktur tanah perlu diberi tamabahan pupuk kandang yang telah jadi atau kompos sebanyak 25-50 ton/ha. Pada tanah yang kurang subur ditanami pupuk hijau misalnya orok-orok (Crotalalia juncea)(Pracaya,1998).

b.    Keadaan Iklim

Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit.

Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman tomat didataran tinggi lebih baik dari pada didataran rendah karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.

2. 4.      Sistem Budidaya Tanaman di lokasi Praktik lapang

1.    Monokultur

Monokultur berasal dari kata mono dan culture. Mono berarti satu. Culture berarti pengelolaan / pengolahan. Jadi pola tanam monokultur merupakan suatu usaha pengolahan tanah pada suatu lahan pertanian dengan tujuan membudidayakan satu jenis tanaman dalam waktu satu tahun. Lebih ringkas, monokultur merupakan pola tanam denan membudidayakan hanya satu jenis tanaman dalam satu lahan pertanian selama satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya ditanami padi, dan penanaman tersebut dilakukan sampai tiga musim tanam (satu tahun).

Pemilihan pola tanam monokultur sangat dipengaruhi oleh tujuan suatu usaha tani dan juga keberadaan akan faktor-faktor pertumbuhan khususnya air. Untuk suatu usaha tani dengan tujuan komersial, terdaat kecenderungan untuk memilih pola tanam monokultur. Pada usaha tani komersial, keuntungan secara ekonomi merupakan tujuan akhir yang akan dicapai. Pada monokultur bisa mengintensifkan tanaman yang paling memiliki nilai ekonomis sehingga hasil produksi pertanian bernilai ekonomi tinggi akan tinggi pula. Selain itu, pada penanaman monokultur akan lebih mudah dan murah dalam perawatan karena hanya ada satu tanaman. Kemudahan dan kemurahan ini akan semakin mengefektif dan mengefisienkan proses produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan suatu usaha tani

2.    Tumpang sari

Tumpang sari adalah penanaman dua tanaman atau lebih secara bersamaan atau dengan satu interval waktu yang singat, pada sebidang tanah yang sama. Tumpang sari merupakan sistem penanaman tanaman secara barisan di antara tanaman semusim dengan tanaman tahunan. Tumpang sari ditunjukan untuk memanfaatkan lingkungan sebaik-baiknya agar diperoleh produksi yang maksimum.
   













BAB III
WAKTU DAN TEMPAT
3.1.           Tempat
Lokasi Penetilian berada di Dusun Loka. Desa Bontomarannu, Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi selatan.

3.2.           Waktu
Waktu pelaksanaan Praktek lapang pada Hari Jum’at-Minggu, tanggal 27-29 April 2018. Pukul 10.00 WITA.











BAB IV
KEADAAN UMUM WILAYAH
4.1.           Keadaan Topografi
Berdasarkan kemiringan lereng 2-15% merupakan kelerengan terluas yaitu 16,877 Ha (42,64%). Sedangkan wilayah dengan lereng 0-2% hanya seluas 5.932 ha atau 14,99% dari luas wilayah kabupaten dengan wilayah kelerengan lebih dari 40% yang tidak di manfaatkan seluas 6,222 ha atau 21,69% dari luas wilayah kawasan hutan .
Table 1: kabupaten bantaeng menurut kemiringan
Kemiringan
Letak
0-2%
Sepanjang pantai di kec.bissappu,kec.bantaeng dan kec.pa’jukukang
2-15%
Kec.bissappu,kec.bantaeng,dan kec.gantarangkeke
15-40%
Kec.sinoa,kec.bantaeng,kec.eremerasa
dan kec.tumpobulu
>40%
Kec.ulu ere,kec. Eremerasa dan kec.tompo bulu
Tabel 2:Kabupaten bantaeng menurut Ketinggian
Ketinggian
Letak
0-10 mdpl
Terletak pada bagian selatan sepanjang pesisir pantai dan memanjang dari timur ke barat.
10-25 mdpl
Di atas permukaan laut terletak di Kec.Bissappu,Kec.Bantaeng dan Kec.pa’jukukang.
25-100 mdpl
Di atas permukaan laut terletak di Kec.bissappu,Kec.Bantaeng Tompobulu,Kec pa’jukukang dan gantarangkeke.
100-200 mdpl
Terletak di Kec,Bissappu,kec bantaeng,Kec tompobulu,Pa’jukukang
500-1000 mdpl
Di atas permukaan laut terletak di Kec,Bissappu,Kec uluere,Kec.bantaeng eremerasa,Kec. Tompobulu dan Kec. Sinoa.
>1000 mdpl
Di atas permukaan laut terletak di Kec.uluere,Kec bantaeng,Kec.eremerasa,dan Kec Tompobulu.
4.2.           Geografis
Kabupaten bantaeng terletak dibagian seletan provinsi Sulawesi selatan dengan jarak kira-kira 120 km dari ibu kota Makassar provensi Sulawesi selatan.secara geografis kabupaten bantaeng terletak pada 05- °21’15” LS  sampai 05°34’3”LS dan 119°51’07”BT sampai 120°51’07 BT. membentang antar laut flores dan gunung lompo battang,dengan ketinggian dari permukaan laut 0sampai ketinggian lebih dari 100 m dengan panjang pantai 21,5 km.secara umum luas wilayah kabupaten bantaeng adalah 395,83km2
Kabupaten bantaeng mempunyai batas sebagai berikut:
a.       Sebelah utara berbatsan dengan dengan pengunungan lampo battang kabupaten gowa dan kabupaten sinjai
b.      Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten bulukumba
c.       Sebelah selatan berbatasan dengan laut flores
d.      Sebelah barat berbatsan dengan kabupaaten jeneponto




Table 3 posisi geografis kabupaten bantaeng menurut kacamatan
Kecematan
Bujur
lintang
Ketinggian (mdpl)
Bissappu
119°54’47”BT
05°32’54”LS
25-100 M
Uluere
119°54’47”BT
05°26’46”LS
500-1000 M
Sinoa
119°55’39”BT
05°30’10”LS
100_500M
Bantaeng
119°56’58”BT
05°32’37”LS
25-100M
Eremerasa
119°58’45”BT
05°31’07”LS
500-1000M
Tompobulu
120°02’26”BT
05°27’08”LS
500-1000M
Pajukukang
120°01’08BT
05°33’30”LS
25-100M
Gantarangkeke
120°02’19BT
05°30’01”LS
300-500M














BAB V
PENUTUP
5.1.           Kesimpulan
Tanaman Tomat termasuk kedalam jenis tanaman sayuran yang peranan penting bukan karena dia menjadi bahan konsumsi utama melainkan karena kandungan dari pada tanaman tomat yang kaya akan Vit. Selain itu tomat juga merupakan salah satu tanaman yang mampu tumbuh di dataran tinggi atau rendah. Serta dapat menggunakan berbagai sistem pertanaman. Tanpa memiliki kecendrungan menurun dalam produksinya.
5.2.           Saran
Dengan sesama kita perlu lebih berhati-hati dalam melakukan atau membudidayakan tanaman tomat. Seperti lokas penelitian yang menggunakan sistem pertanaman tumpang sari biasanya cendrung terkena hama lain yang di timbulkan akibat datangnya hama-hama pada tanaman sawi atau daun bawang (prey). Hal ini cendrung mengakibatkan adanya serangan virus, bakteri, atau cendawan akibat adanya faktor pembawa seperti hama.